Kekejaman di Balik Daya Tarik Sirkus Lumba-lumba

September 18, 2015



Sebagai orang kampung yang adoh ratu cerak watu (jauh dari raja dekat dengan bebatuan) alias daerah pelosok. Saya memang belum pernah diajak oleh orang tua untuk menonton atraksi lumba-lumba.







Baru kemarin baca postingan foto-foto di facebook tentang kekejaman di balik sirkus lumba-lumba. Berikut ini saya salinkan dari keterangan yang terdapat dalam foto.

1.    Selama perjalanan Lumba-lumba, hanya dibungkus spon/kain basah/mentega/lotion agar tetap lembab, kemudian ditaruh dalam kotak/box seukuran tubuh lumba-lumba.
2.    Lumba-lumba disimpan di truk, diangkut dari satu kota ke kota lainnya dan tak pernah melihat lautan lagi.
3.    Lumba-lumba dipaksa melakukan aksi-aksi berbahaya, jika tidak menuruti maka akan dihukum dengan kekerasan.
4.    Di lautan lumba-lumba bisa bertahan hidup sampai umur 40 tahun, di sirkus mereka hanya bertahan 2-8 tahun.
5.    Di lautan lumba-lumba hidup berkelompok. Di sirkus mereka terpisah dari kelompok dan keluarganya.
6.    Di dalam sirkus, lumba-lumba dilatih dengan metode lapar, mereka juga berada dalam air tawar yang terkadang bercampur klorin. Berbahaya bagi mata.
7.    Di sirkus mereka melakukan pertunjukan 5-6 kali sehari dengan durasi 1-2 jam. Bayangkan betapa lelahnya mereka.
8.    Konon Indonesia adalah negara terakhir yang masih menjadikan lumba-lumba sebagai atraksi sirkus.

Mari ajarkan kebaikan kepada anak-anak, bukan tertawa di atas perilaku kekejaman.

Sumber:  https://www.facebook.com/Riantyabdul?fref=photo


Artikel Terkait

Previous
Next Post »